Kyara Glenda
9G/21
Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung
Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung,
provinsi Jawa Barat pada bulan Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar
200.000 penduduk membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota
menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah
tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung
sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik
Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat itu) meninggalkan kota Bandung
mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus". Para pejuang
pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak
Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui
musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua
kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Pertempuran
yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana
terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan
gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah pemuda Muhammad Toha dan Ramdan.
Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan.
Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut
terbakar di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap
tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan maka pada jam 21.00 itu juga
ikut keluar kota. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan
telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota.
Dan Bandung pun berubah menjadi lautan api.
Bandung sengaja
dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat
menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam
mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Jadi orang-orang
Belanda tidak bisa menguasai Bandung. Pergerakan militer Belanda juga menjadi
terhimpit dan pasukan Belanda menjadi berkurang. Para Sekutu juga tidak bisa
menduduki dan memanfaatkan sarana yang ada. Pembumihangusan Bandung tersebut
dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia
karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak
Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama
milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa
ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang bersemangat membakar daya juang
rakyat Indonesia.
Nilai-nilai yang
dapat diambil dari peristiwa Bandung Lautan Api adalah rela berkorban. Kita
harus rela mengorbankan harta benda dan mungkin nyawa kita untuk kepentingan
bersama. Kita harus mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan
sendiri. Nilai-nilai lainnya yang dapat kita ambil adalah sifat gotong royong
dan kebersamaan. Karena jika kita berharap hasil yang lebih besar dan berharap
akan perubahan, kita harus melakukannya bersama. Dan juga kita harus berani dan
pantang menyerah. Karena jika kita takut, kita tidak dapat menghasilkan
apa-apa. Dan jika kita mudah menyerah, kita tidak akan pernah berhasil.
No comments:
Post a Comment