Peristiwa 10
November di Surabaya
Pertempuran
Surabaya merupakan
peristiwa sejarah perang antara
pihak tentara Indonesia dan
pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini
adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang
menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Tanggal 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat
di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian tanggal 8 Maret 1942, pemerintah
kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian
Linggarjati. Setelah penyerahan tanpa syarat tersebut, Indonesia secara resmi
diduduki oleh Jepang. Setelah munculnya
maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa
mulai 1 September 1945bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus
di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas
ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di
Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel Yamato
(bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama
Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Sekelompok orang Belanda di bawah
pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada malam hari tanggal 18 September 1945,
tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa
persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel
Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya
dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan
Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan melecehkan
gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya. Residen
Soedirman berunding dengan Mr. Ploegman agar bendera Belanda diturunkan. Tetapi,
Mr. Ploegman menolak, sehingga terjadi pertengkaran. Mr. Ploegman terbunuh
karena tercekik. Residen Soedirman dan pemuda lainnya berhasil kabur dan
langsung menuju ke atap. Bendera Belanda diturunkan dan birunya dirobek
sehungga menjadi Sang Saka Merah Putih
Dari peristiwa ini, ada pengaruh
untuk bangsa kita sekarang. Dari peristiwa itu, bendera kita
sekarang adalah bendera merah putih. Lalu, semangat perjuangan yang diterapkan
pada saat itu masih terasa di Surabaya sampai sekarang. Sekarang, Hotel Oranje
berubah nama menjadi Hotel Majapahit. Pertempuran ini menjadi simbol nasional
atas perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonialisme. Pertempuran ini juga
menjaikan tanggal 10 November menjadi hari Pahlawan.
Pelajaran yang saya dapatkan
dari peristiwa ini, saya bisa belajar bahwa mempertahankan kemerdekaan
Indonesia itu penting. Tetapi, kita tidak mungkin mempertahankan kemerdekaan
dengan cara dulu, yaitu melawan penjajah, karena sekarang HAM sudah diakui dan
semua manusia sudah dilidungi oleh HAM. Tetapi, saya bisa mempertahankan kemerdekaan
Indonesia yang sudah diberikan dari Pencipta dengan cara belajar dengan tekun
dan berkarya dalam dunia internasional dengan membawa nama baik Indonesia agar
dunia internasional lebih mengenal Indonesia dan Indonesia menjadi Negara yang
maju dan diakui kehebatannya oleh dunia internasional. Semoga melalui essay
ini, kita semua dapat mempelajari pentingnya menjaga nama baik Indonesia dan
membawa nama Indonesia kepada jenjang yang lebih tinggi. MERDEKA!!
Composed by: Priscilla Michelle
9G/30
No comments:
Post a Comment