Wednesday, February 24, 2016

Perang Puputan Margarana di Bali ( Audrey Natalie 9G/3)

Audrey Natalie
9G/3

Perang Puputan Margarana di Bali, 20 November 1946

Pertempuran Puputan Margarana adalah salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946. Puputan Margarana dipimpin oleh seorang serdadu Dewan Perjoesngan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) kelahiran Bali bernama I Gusti Ngurah Rai untuk melawan aksi militer colonial Belanda. Dimana Pasukan TKR di wilayah ini bertemput dengan habis habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali dating setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali wilayah yang telah direbut Jepang. Perang ini menyababkan kematian seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai yang kemudian dikenang sebagai salah satu Puputan di era awal kemerdekaan serta mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur. Puputan adalah istilah dalam bahasa bali yang mengacu pada ritual bunuh diri massa yang dilakukan saat perang daripada harus menyerah kepada musuh.

Perang Pupuran Margarana ini tidak terlalu banyak berdampak pada Perjuangan Kemerdekaan Indonesia karena peristiwa ini terjadi setelah Kemerdekaan Indonesia.Tetapi tetap saja ada beberapa pengaruhnya bagi Kemerdekaan Indonesia. Akibat dari peperangan ini sebenarnya kurang menguntungkan bagi Indonesia karena Indonesia baru saja merdeka. Masyarakat Bali pun tidak senang dengan adanya Perang Puputan Margarana ini karna pastinya dengan adanya peperangan keadaan akan menjadi sangat kacau dan tidak akan menguntukan bagi masyarakat yang berada di dekat kejadian peperangan ini. Masyarakat juga akan cenderung menjadi takut dan harus selalu waspada pada saat terjadinya Perang Puputan Margarana ini. Dan dampak dari perang ini ada banyak orang yang meninggal dan akhirnya Belanda menguasai wilayah itu. Tetapi tetap saja apa yang dilakukan I Gusti Ngurah Rai adalah hal yang benar karena lebih baik mati setelah berjuang habis habisan daripada tidak berusaha sama sekali. Walaupun dengan melakukan peperangan ini I Gusti Ngurah Rai harus mengorbankan banyak pasukannya bahkan dirinya sendiri.

Nilai yang saya dapatkan dari peristiwa Perang Puputan Margarana ini adalah kita tidak boleh menyerah hanya karna kita takut. Apa lagi jika yang kita perjuangkan adalah hal yang benar atau kita miliki. Karna jika kita menyerah kita tidak akan bisa melewati masalah yang lebih besar nantinya. Karna kita tidak tau apa yang akan kita hadapi nantinya. Lebih baik kita bersiap untuk yang terburuk daripada nantinya kita menjadi susah sendiri. Seperti peristiwa ini, pasukan I Gusti Ngurah Rai mau melakukan Puputan. Mereka mau berjuang sampai titik darah penghabisan untuk apa yang mereka punya. Mereka lebih baik mati daripada harus menyerahkan apa yang mereka punya kepada musuh mereka yang pada saat itu adalah Belanda. Mereka mau tetap berpengang teguh pada pendirian itu walaupun mereka harus melewati hal yang sulit atau bahkan harus mati demi mempertahankan wilayah mereka. Kita harus seperti I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya. Kita harus berani untuk mempertahankan prinsip kita karna dengan itu orang orang menghormati kita. Kita tidak boleh menjadi orang yang mudah beruah pikiran. Yang berubah pikiran setiap kali kita takut. Karna pada akhirnya yang benar akan bertahan walaupun harus melalui banyak cobaan.






No comments:

Post a Comment