Bandung Lautan Api (Andrea Josephine 9G/02)
Bandung
Lautan Api, 23 Maret 1946
Peristiwa
Bandung Lautan Api peristiwa
kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat,
Indonesia pada tanggal 23 Maret 1946. Dalam waktu 7 jam, sekitar
200.000 penduduk Bandung membakar meninggalkan rumah mereka menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk
mencegah tentara Sekutu
dan
tentara NICA
Belanda untuk
dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer
dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
Malam tanggal 21
November1945,
TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap
kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann
dan
Hotel Preanger
yang
mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald
menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara
dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.
Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia meninggalkan
kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus".
Para pejuang pihak Republik
Indonesia tidak
rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.
Bandung
sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar
Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis
militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara
dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga
pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di
Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang
amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam
pertempuran ini Muhammad Toha
dan
Ramdan,
dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi
untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil
meledakkan gudang tersebut dengan dinamit.
Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut
di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap
tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada
pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari
Bandung. Sejak saat itu, Kurang
lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI.
Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun
menjadi lautan api. Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap
merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia
karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan
pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa
tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara
gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo,
Halo Bandung. Beberapa
tahun kemudian, lagu "Halo,
Halo Bandung"
secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang
kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali
ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.
Dampak
dari Peristiwa Bandung Lautan Api terhadap Indonesia adalah kerugian
yang dialami oleh masyarakat masyarakat bandung, karena hancurnya
infrastruktur dan rumah rakyat sipil. Sebaliknya, Dampak bagi sekutu
tidak seberapa atau bahkan bisa dibilang tidak ada. Karena, sejak
awal, salah satu rencana sekutu memanglah menghancurkan Bandung.
Banyak
nilai nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa ini, contohnya yaitu
berani membuat keputusan, dan rela berkorban. Keputusan saat membakar
harta, bangunan, atau bahkan rumah tentu saja sulit. Tetapi
masyarakat di Bandung berani mengambil keputusan tersebut, meskipun
mereka harus menanggung resiko yang besar. Selain percaya diri, kita
juga harus rela berkorban. Kita tidak boleh egois, mau menang
sendiri, tetapi kita juga harus mementingkan sesama. Bukan berarti
kita tidak boleh memikirkan diri sendiri, tetapi keduanya itu harus
seimbang. Dimulai dari hal hal kecil seperti disaat bermain bersama
teman, kita tidak boleh egois, mau menang sendiri.
No comments:
Post a Comment