Tuesday, February 23, 2016

BANDUNG LAUTAN API (NEIL CHRISTOPER)

Neil Christoper
9G/29
 


BANDUNG LAUTAN API

Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.

Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat itu) meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.[butuh rujukan] Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.
Dampak dari peristiwa ini adalah Pasukan Rakyat pun diungsikan ke luar kota Bandung. Para anggota TRI dengan berat hati meninggalkan Bandung bagian selatan.Sambil meninggalkan Bandung menuju luar kota arah selatan, para pejuang Bandung terus melakukan perlawanan sejak April 1946. Sasaran perlawanan, yaitu gudang-gudang mesiu yang telah dikuasai oleh Sekutu di Dayeuhkolot, Bandung Selatan.Perlawanan ini dipimpin oleh Mohammad Toha dan Mohammad Ramdhan. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar
Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan.Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api
Terdapat sebuah monumen yang terdapat di Bandung untuk mengenang Peristiwa Bandung Lautan api yang dipimpin oleh Mohammad Toha Monumen  tersebut bernama Monumen Bandung Lautan Api. Monumen ini terletak di tengah tengah kota Bandung yaitu terletak di kawasan Lapangan Tegallega.Memiliki ketinggian 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Juga merupakan markah tanah Bandung dan menjadi salah satu monumen terkenal di Bandung dan selalu menjadi pusat perhatian setiap tanggal 23 Maret untuk mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api .

Pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa ini adalah kita harus lebih siap, sabar dan berpegan teguh kepada hati dan Tuhan agar gangguan dari luar tidak dapat menghasut kita. Dari peristiwa diatas juga bisa didaptkan pelajaran bahwa kita harus selalu mengingat jasa-jasa para pahlawan kita di pertarungan tersebut demi membela INDONESIA.

No comments:

Post a Comment