Saturday, February 20, 2016

Bandung Lautan Api (richelle angelique)

Richelle Angelique
9G/32


Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi karena pasukan Inggris mulai memasuki kota Bandung sejak pertengahan bulan Oktober 1945. Di Bandung, pasukan Inggris dan NICA melakukan terror terhadap rakyat sehingga mengakibatkan terjadinya pertempuran. Menjelang bulan November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di Bandung. Setelah masuknya tentara Inggris yang berasal dari satuan NICA memanfaatkannya untuk mengembalikan kekuasaannya atas kota Bandung. Hal ini menyebabkan semangat juang rakyat dan para pemuda yang terbangun dalam TKR dan badan-badan perjuangan lainnya semakin berkobar. Pertempuran besar kecil terus berlangsung di Bandung. Malapetaka lain juga terjadi di Bandung, yaitu dengan jebolnya bendungan Sungai Cikapundung yang menimbulkan bencana banjir besar di kota Bandung. Peristiwa itu terjadi pada malam hari tanggal 25 November 1945. Pada saat itu kota Bandung dibagi menjadi dua, yaitu pasukan sekutu menduduki daerah Bandung Utara dan Bandung Selatan menjadi daerah Republik Indonesia. Jebolnya tanggul sungai itu dikaitkan dengan aksi terror yang dilakukan oleh NICA sehingga menimbulkan amarah rakyat dan mereka melakukan aksi pembalasan. Sesuai dengan kebijakan politik diplomasi, pihak Republik Indonesai menggosongkan daerah Bandung Utara. Namun, karena sekutu menuntut pengosongan sejauh sebelas kilometer dari Bandung Selatan, akibatnya meletus pertempuran dan aksi bumi hangus di segenap penjuru kota. Kota Bandung terbakar hebat dari batas timur Cicadas sampai batas barat Andir. Satu juta jiwa penduduk kota Bandung menyingkir ke luar kota. Pada tanggal 23 dan 24 Maret 1946 mereka meninggalkan kota Bandung yang telah menjadi lautan api. Peristiwa itu diabadikan dalam lagu “Halo-Halo Bandung”. Tokoh pejuang dalam pertempuran Bandung itu, di antaranya: Aruji Kertawinata, Sutoko, Nawawi Alib, Kolonel Hidayat, Oto iskandardinata, dan Kolonel A.H Nasution (Panglima Divisi Jawa Barat).  
Dampak Bandung Lautan Api paling besar dirasakan oleh masyarakat Bandung pada saat itu. Harta benda yang mereka miliki hangus terbakar. Gerakan untuk membumihanguskan Bandung sebagai upaya mencegah dijadikannya Bandung sebagai markas sekutu menyebabkan seluruh masyarakat Bandung harus meninggalkan kampung halamannya dan infrastruktur yang mereka banguun hangus terbakar. Tidak hanya itu, 2 warga Bandung yang menunaikan tugas untuk meledakkan salah satu titik strategis berupa gudang mesiu akhirnya harus ikut terbakar juga ketika melaksanakan tugasnya. Masyarakat Bandung telah kehilangan dua pejuangnya yakni Muhammad Ramdan serta Muhammad Toha.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia memerlukan sikap rela berkorban mulai dari harta, keluarga, bahkan jiwa pun sudah menjadi taruhannya demi melawan musuh yang ingin merebut kembalikemerdekaan yang telah diraih. Selain itu, diperlukan juga sikap kebersamaan. Berjuang sendiri tentu tidak ada salahnya dan sudah seharusnya dimulai dari diri sendiri, namun jika kita berharap akan perubahan dan hasil yang lebih besar, kita harus melakukannya bersama! Kalau ada pilihan untuk bisa sukses dan maju bersama, mengapa kita masih mau berjalan sendiri-sendiri?

No comments:

Post a Comment