Friday, February 19, 2016

PALAGAN AMBARAWA (Gabriel adi)

Gabriel Adi W Ch 
9G / 13

PALAGAN AMBARAWA   
Palagan Ambarawa adalah peristiwa peperangan yang terjadi pada daerah ambarawa. Peristiwa ini terjadi karena kesalahan tujuan Belanda dating ke Indonesia. Datangnya pasukan Belanda di Indonesia yang bertujuan mengurus tawanan Belanda yang berada di jawa tengah yang semula disambut baik, menjadi tak terkendali. Tawanan Belanda yang semula akan diurus malah dipersenjatai oleh tentara sekutu dan NICA. Insiden tersebut berlangsung di kota Magelang yang akhirnya membuat pertempuran, disana tentara sekutu bertindak sebagai penguasa yang bertugas untuk melucuti Tentara Keamanan Rakyat dan membuat kekacauan. TKR pun ingin membalas tindakan para tentara sekutu tersebut dengan mencoba mengepung mereka, namun hal itu gagal karena campur tangan presiden Soekarno yang menenangkan suasana tersebut. Namun ternyata tentara sekutu meninggalkan kota Magelang menuju benteng Ambarawa secara diam-diam, akibatnya resimen pimpinan Letkol. M. Sarbini mengejarnya. Dalam perjalanan menuju benteng ambarawa, pasukan sekutu selalu dihadang oleh pasukan-pasukan dari Indonesia. Lalu tentara sekutu mencoba untuk menduduki dua desa di dekat ambarawa namun tentara Indonesia yang dipimpin oleh Letkol. Isdiman berusaha merebut kembali dua desa tersebut. Namun dalam perebutan itu Letkol. Isdiman gugur terlebih dahulu, akhirnya akibat kehilangan perwira terbaiknya Kol. Sudirman turun langsung ke lapangan. Hal itu membuat semangat baru bagi pasukan Indonesia, namun setelah sekian lama bertempur dengan mendatangkan bala bantuan dari segala penjuru, tentara Indonesia dapat merebut kembali Ambarawa dari tangan bangsa belanda.
Akibat dari peperangan ini membuat bangsa Indonesia terpuruk. Namun keadaan tersebut tidak membuat bangsa Indonesia mudah menyerah. Dengan segala kekuatan yang ada mereka kembali membangun bangsanya dari kepurukan dan kehancuran yang dibuat oleh para penjajah. Dengan akal budi masyarakat bangsa Indonesia juga lah sekarang mereka tidak lagi mudah dibohongi. Namun menghadapi para penjajah yang ingin merampas kekayaan ataupun kenasionalan bangsa kita tidak akan mudah, hal ini perlu diimbangi dengan kesadaran masyarakat bangsa Indonesia sendiri akan menjaga bangsanya sendiri dari jajahan orang lain.

Dari peristiwa di atas kita dapat mengambil sebuah pelajaran. Pelajaran tersebut adalah jika kita terus saja dipermainkan, diejek, dibully, ataupun yang lain kita dapat menanggapinya dengan berpikir secara logis. Hal yang kita dapat pelajari lagi adalah jangan sekali kali kita menganggap remeh hal yang serius, jika kita menganggap hal tersebut remeh mungkin kita dapat tertipu oleh ajakkan-ajakkan bangsa lain ataupun orang lain. Namun salah satu hal yang dapat membuat bangsa kita kecolongan dalam memberantas itu semua adalah “MALAS”. Hal malas tersebutlah yang tidak dapat terlepas dari jati diri masyarakat bangsa Indonesia, lebih baik seluruh masyarakat menghilangkan kemalasan mereka dan mulai untuk aktif dalam pekerjaan ataupun organisasi sama seperti semangat yang membara saat pahlawan kita berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari jajahan bangsa lain. Semangat itulah yang harusnya membuat kita bangkit dari keterpurukan dan kehancuran, dan semangat itu yang harusnya kita contoh sebagai anak-anak penerus bangsa Indonesia kedepannya agar bangsa Indonesia dapat berkibar di kancah internasional.

No comments:

Post a Comment