Gabriel Adi W Ch
9G / 13
PALAGAN AMBARAWA
Palagan
Ambarawa adalah peristiwa peperangan yang terjadi pada daerah ambarawa.
Peristiwa ini terjadi karena kesalahan tujuan Belanda dating ke Indonesia. Datangnya
pasukan Belanda di Indonesia yang bertujuan mengurus tawanan Belanda yang
berada di jawa tengah yang semula disambut baik, menjadi tak terkendali.
Tawanan Belanda yang semula akan diurus malah dipersenjatai oleh tentara sekutu
dan NICA. Insiden tersebut berlangsung di kota Magelang yang akhirnya membuat
pertempuran, disana tentara sekutu bertindak sebagai penguasa yang bertugas
untuk melucuti Tentara Keamanan Rakyat dan membuat kekacauan. TKR pun ingin
membalas tindakan para tentara sekutu tersebut dengan mencoba mengepung mereka,
namun hal itu gagal karena campur tangan presiden Soekarno yang menenangkan
suasana tersebut. Namun ternyata tentara sekutu meninggalkan kota Magelang
menuju benteng Ambarawa secara diam-diam, akibatnya resimen pimpinan Letkol. M.
Sarbini mengejarnya. Dalam perjalanan menuju benteng ambarawa, pasukan sekutu
selalu dihadang oleh pasukan-pasukan dari Indonesia. Lalu tentara sekutu
mencoba untuk menduduki dua desa di dekat ambarawa namun tentara Indonesia yang
dipimpin oleh Letkol. Isdiman berusaha merebut kembali dua desa tersebut. Namun
dalam perebutan itu Letkol. Isdiman gugur terlebih dahulu, akhirnya akibat
kehilangan perwira terbaiknya Kol. Sudirman turun langsung ke lapangan. Hal itu
membuat semangat baru bagi pasukan Indonesia, namun setelah sekian lama bertempur
dengan mendatangkan bala bantuan dari segala penjuru, tentara Indonesia dapat
merebut kembali Ambarawa dari tangan bangsa belanda.
Akibat dari
peperangan ini membuat bangsa Indonesia terpuruk. Namun keadaan tersebut tidak
membuat bangsa Indonesia mudah menyerah. Dengan segala kekuatan yang ada mereka
kembali membangun bangsanya dari kepurukan dan kehancuran yang dibuat oleh para
penjajah. Dengan akal budi masyarakat bangsa Indonesia juga lah sekarang mereka
tidak lagi mudah dibohongi. Namun menghadapi para penjajah yang ingin merampas
kekayaan ataupun kenasionalan bangsa kita tidak akan mudah, hal ini perlu
diimbangi dengan kesadaran masyarakat bangsa Indonesia sendiri akan menjaga
bangsanya sendiri dari jajahan orang lain.
Dari
peristiwa di atas kita dapat mengambil sebuah pelajaran. Pelajaran tersebut
adalah jika kita terus saja dipermainkan, diejek, dibully, ataupun yang lain
kita dapat menanggapinya dengan berpikir secara logis. Hal yang kita dapat
pelajari lagi adalah jangan sekali kali kita menganggap remeh hal yang serius,
jika kita menganggap hal tersebut remeh mungkin kita dapat tertipu oleh
ajakkan-ajakkan bangsa lain ataupun orang lain. Namun salah satu hal yang dapat
membuat bangsa kita kecolongan dalam memberantas itu semua adalah “MALAS”. Hal
malas tersebutlah yang tidak dapat terlepas dari jati diri masyarakat bangsa
Indonesia, lebih baik seluruh masyarakat menghilangkan kemalasan mereka dan
mulai untuk aktif dalam pekerjaan ataupun organisasi sama seperti semangat yang
membara saat pahlawan kita berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari
jajahan bangsa lain. Semangat itulah yang harusnya membuat kita bangkit dari
keterpurukan dan kehancuran, dan semangat itu yang harusnya kita contoh sebagai
anak-anak penerus bangsa Indonesia kedepannya agar bangsa Indonesia dapat
berkibar di kancah internasional.
No comments:
Post a Comment