Elza Jemima
9G/8
PERLAWANAN TERHADAP AGRESI MILITER BELANDA I
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di
Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli
1947 sampai 5 Agustus 1947. Penyebab utamanya adalah keinginan Belanda untuk
berkuasa kembali di Indonesia. Peristiwa ini direncanakan oleh Gubernur
Jenderal HJ Van Mook. Untuk mencapai tujuan tersebut Belanda melanggar perjanjian
Linggarjati, bahkan merobek kertas perjanjian tersebut. Salah satu isi
Perjanjian Linggarjati berbunyi ”Belanda mengakui secara de facto wilayah
Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra”. Tetapi, untuk berkuasanya
kembali Belanda atas Indonesia, Belanda melunjurkan serangan yang sasarannya
adalah mengepung ibu kota dan penghapusan de facto RI, menguasai daerah beras
di Jawa Barat dan Jawa Timur serta daerah perkebunan di Sumatra dan yang
terakhir menghancurkan TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Lalu, pada tanggal 15 Juni 1947, Belanda mengeluarkan nota
berupa ultimatum untuk menghentikan permusuhan yang harus dijawab oleh
pemerintah Indonesia dalam waktu 32 Jam. Namun hal tersebut ditolak oleh
pemerintah. Karena hal itulah pada 21 Juni 1947 Belanda meluncurkan serangan
keseluruh wilayah Indonesia, yang disebut dengan Agresi Militer Belanda 1.
Belanda meluncurkan aksi militer pertama ke daerah-daerah
Republik Indonesia di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Serangan dari Belanda
tersebut merupakan serangan yang tiba-tiba. Pasukan Belanda memiliki senjata
perang yang lebih lengkap dan modern dari pasukan Indonesia. Hal tersebut
membuat TNI menjadi terpencar-pencar karena ketidaksiapan unutuk melawan. Dalam
keadaan mendadak, TNI membetuk daerah-daereah pertahanan baru. Pasukan TNI
akhirnya menggunakan taktik geriliya untuk melawan serangan tersebut. Taktik
ini membuat ruang gerak pasukan Belanda dipersempit. Awalnya, pasukan Belanda
menyerang seluruh wilayah Indonesia. Tetapi, karena menggunakan taktik tersebut
pasukan Belanda hanya bisa menyerang jalan raya dan kota-kota besar, sedangkan
luar kota-kota besar dan jalan raya kekuasaan dimiliki oleh TNI.
Perjuangan bangsa Indonesia dalam perlawanan terhadap Belanda
ini, mendapat simpati dunia internasional. Palang Merah Malaya (Malaysia) membantu
obat-obatan yang diangkut dengan pesawat Dakota VT-CLA. India membantu obat-obatan dan melatihan
penerbangan Indonesia. Dari Australia dan India, kedua negara tersebut mendesak
Dewan Keamanan PBB untuk membahas persoalan Indonesia ini. Pada 1 Agustus 1947
PBB memerintah penghentian permusuhan antar kedua pihak tersebut, dengan diberlakukannya
gencatan senjata.
Untuk mengawasi gencatan senjata tersebut, PBB membentuk
suatu komisi yang disebut Komisi Konsuler PBB. Komisi tersebut beranggotakan
Cina, Belgia, Prancis, Inggris, dan Australia. Diketuai oleh Dr. Walter Foote
dari Amerika Serikat. Pada 4 Agustus 1947, Belanda masih melakukan
gerakan-gerakan militer. Pada 11 Agustus 1947 Utusan RI di PBB, Agus Salim dan
kawan-kawannya melaporkan tindakan tersebut. Pada 25 Agustus 1947 dibentuk
komisi yang menjadi penengah dalam perlawanan ini. Komite ini disebut dengan
Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), dan
lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN). Komite ini beranggotakan 3
negara. Australia diwakili Richard Kirby atas pilihan Indonesia, Belgian
diwakili Paul Van Zeeland atas pilihan Belanda, dan yang terakhir Amerika
Serikat diwakili Frank Graham atas pilihan Australia dan Belgia.
Peristiwa ini tentu berdampak bagi negara Indonesia. Dampak
yang terjadi pada bidang perekonomian adalah Belanda sempat menguasai beberapa
perkebunan luas di Indonesia. Seperti perkebunan di Sumatra, Palembang, Jawa
Barat, dan Jawa Timur. Lalu dampak lainnya adalah ketidakstabilan pada politik
dan pemerintahan Indonesia.
Dari peristiwa ini, kita dapat mengambil nilai-nilai penting.
Salah satu nya adalah nilai mempertahankan kemerdekaan. Bahwa sebagai warga
negara Indonesia yang hidup setelah masa perjuangan mencapai kemerdekaan,
seharusnya kita terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan agar bangsa
Indonesia tidak diambil alih oleh negara lain lagi. Sebagai pelajar, kita bisa
memulainya dengan belajar rajin dan tekun. Lalu kita dapat mengambil nilai rela
berkorban, yaitu ketika para pejuang seperti TNI rela mati dan berkorban untuk
memperjuangkan kemerdekaan.
No comments:
Post a Comment