Richard Efren Lee
9G / 31
BANDUNG LAUTAN API
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah salah satu peristiwa yang diingat dan
diketahui oleh setiap warga Indonesia. Peristiwa Bandung Lautan Api ini terjadi
di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada tanggal 23 Maret 1946.
Peritiwa ini merupakan peristiwa kebakaran besar.
Sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka dan meninggalkan
kota dan menuju ke pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini terjadi dalam
waktu 7 jam. Mereka membakar rumah mereka dengan tujuan mencegah tentara Sekutu
dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas
strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Jadi, pada awalnya, pasukan Inggris dari bagian Brigade MacDonald tiba di
Bandung. Mereka tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Dari awal,
hubungan mereka dengan pemerintah Indonesia sebenarnya sudah tegang.
Mereka menuntut agar semua penduduk yang mempunyai senjata api menyerahakn
senjata apinya kepada mereka, kecuali polisi dan TKR. Orang – orang Belanda
yang juga baru dibebaskan dari kamp tawanan juga melakukan tindakan – tindakan yang
mengganggu keamanan. Oleh karena itu, bentrokan senjata antara TKR dan polisi
tidak dapat dihindari.
Pada malam hari di tanggal 21 November 1945, TKR berta badan – badan perjuangan
lainnya menyerang kedudukan – kedudukan Inggris di utara. Hotel Preanger dan
Hotel Homann yang digunakan sebagai markas Inggris juga diesrang. 3 Hari
kemudian, MacDonald menyampaikan sebuah ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat
supaya Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan
bersenjata.
Ultimatum tersebut mendorong TRI ( Tentara Republik Indonesia ) untuk
melakukan operasi kegiatan “bumihangus”. Para pejuang negara Indonesia tidak
mau apabila kota Bandung dimanfaatkan / dipergunakan oleh pihak NICA dan
sekutu. Sehingga, pada tanggal 23 Maret 1946 lahirlah keputusan untuk
membumihanguskan kota Bandung.
Hari itu juga, penduduk Bandung meninggalkan kota Bandung dan malam itu juga
pada akhirnya terjadi pembakaran kota Bandung. Bandung sengaja dibakar oleh TRI
dan rakyat setempat dengan maksud agar sekutu tidak dapat menggunakan Bandung
sebagai markas strategis militer. Lalu, tentara Inggris menyerang sehingga
terjadi pertempuran yang sangat sengit.
Akan tetapi, pertempuran yang paling besarnya terjadi di Desa Dayeuhkolot,
sebelah selatan kota Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik tentara
sekutu. Muhammad Toha dan Ramdan berhasil meledakkan gudang amunisi tersebut
dengan menggunakan dinamit. Setelah itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung
Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI.
Tetapi, api masih ada dan apinya sedang membakar kota. Sehingga, Bandung
menjadi lautan api. Dampak peristiwa ini adalah penduduk Bandung mengalami
kerugian karena rumah dan harta benda mereka semuanya terbakar.
Indonesia juga kehilangan 2 pahlawannya yang bernama Muhammad Toha dan
Ramdan. Nilai – nilai yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah bahwa kita
tidak boleh mudah untuk menyerah ( pantang menyerah ) sama seperti rakyat
Bandung yang pantang menyerah menghadapi musuhnya / lawannya. Sikap untuk tidak
mudah menyerah ini sangat penting untuk kita semua karena dapat / bisa memotivasi
kita untuk terus maju kedepan.
Lalu, kita juga bisa belajar bahwa dengan kebersamaan itu penting. Karena,
kebersamaan lebih baik dari sikap mementingkan diri sendiri. Kemudian, dengan
kebersamaan kita juga bisa mengalahkan musuh / lawan yang lebih besar / susah.
No comments:
Post a Comment